Penelitian Baru Tentang Propolis: Fakta Menarik yang Wajib Diketahui

Annabawy Herbal – Propolis, resin alami yang dihasilkan lebah, telah lama menarik perhatian para peneliti karena beragam manfaat kesehatannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan minat yang semakin besar terhadap pengobatan alami, penelitian mengenai propolis terus berlanjut.

Artikel ini akan membahas beberapa temuan menarik dari penelitian terbaru tentang propolis serta tantangan yang masih dihadapi dalam pengembangannya.

Propolis mendapatkan karakter kesehatannya dari kemampuannya menekan pertumbuhan bakteri, virus dan fungi, serta kemampuannya meredakan inflamasi (radang).

Beberapa percobaan terhadap tikus memperlihatkan propolis mampu memperbaiki pemulihan luka bakar, luka kecil, infeksi, peradangan, sakit gigi, dan herpes kelamin.

Namun, hasil penelitian ini masih mentah karena beberapa penelitian masih dalam skala kecil atau tidak didesain dengan baik.

Menurut situs U.S. National Library of Medicine, pengobatan yang mungkin bisa efektif dengan propolis adalah herpes di mulut, herpes kelamin, dan mempercepat penyembuhan serta mengurangi radang dan rasa sakit setelah operasi mulut.

Sementara untuk manfaat lainnya seperti seriawan, TBC, infeksi, kanker mulut dan tenggorokan, memperbaiki imunitas, borok, penyakit perut dan pencernaan, common cold, luka, radang, dan kondisi lainnya, masih terlalu sedikit bukti yang didapatkan[Wikipedia, Ref]

Potensi Propolis dalam Penelitian Terbaru

Baru-baru ini Pihak UGM Yogyakarta dari Tim PKM-RE UGM Propolis ABC beranggotakan Firanti Zulkarnain, Melisa Uvictoria (Kimia 2022), Afifah Riezki Nurfadhilah, Dini Aura Insani (Kedokteran 2022), dan Nurhayati (Biologi 2022).

Tim ini menndapat pendampingan dr. Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D. selaku dosen program studi Kedokteran FK-KMK UGM.

Menunjukkan fakta bahwa Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering diderita.

Dari data KEMENKES RI tahun 2020 melalui Globocan menyebutkan bahwa kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia.

“Hal tersebut menjadi dasar dari kami berlima mahasiswa UGM untuk melakukan penelitian terhadap potensi senyawa bioaktif yang terdapat dalam propolis sebagai senyawa anti kanker,” ujar Firanti Zulkarnain selaku ketua tim, di Kampus UGM, Kamis (25/7).

Firanti menyebut kemoterapi merupakan metode umum yang digunakan dalam menekan pertumbuhan sel kanker saat ini.

Namun, metode tersebut dapat menyebabkan gangguan atau ketidakseimbangan mikroRNA yang justru meningkatkan keparahan proliferasi sel kanker.

Dia menjelaskan bila penelitian PKM Propolis ABC menyoroti potensi penggunaan senyawa bioaktif, seperti flavonoid sebagai senyawa anti kanker.

“Flavonoid tidak hanya berpotensi sebagai antikanker, tetapi juga dapat memodulasi ekspresi mikroRNA yang mempengaruhi gen terkait pertumbuhan sel kanker dan kemampuannya untuk tetap tumbuh,” jelasnya. (ref)

 

Penelitian terbaru mengenai propolis mengungkapkan berbagai potensi yang menjanjikan, antara lain:

  • Aktivitas antitumor: Beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam propolis memiliki aktivitas antitumor yang kuat. Propolis dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram), dan mencegah metastasis.
  • Perlindungan sistem saraf: Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa propolis memiliki efek neuroprotektif, yaitu melindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Hal ini memberikan harapan baru dalam pengobatan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
  • Pengobatan luka: Propolis telah lama digunakan untuk pengobatan luka secara tradisional. Penelitian terbaru mengkonfirmasi efektivitas propolis dalam mempercepat penyembuhan luka, mengurangi peradangan, dan mencegah infeksi.
  • Modulasi sistem imun: Propolis memiliki efek imunostimulan dan imunosupresan, tergantung pada dosis dan kondisi tubuh. Hal ini menunjukkan potensi propolis dalam pengobatan penyakit autoimun dan alergi.
  • Perlindungan kardiovaskular: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa propolis dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, mencegah pembentukan plak pada dinding arteri, dan mengurangi risiko penyakit jantung.

Tim PKM-RE UGM Propolis ABC berharap kajian efek flavonoid yang terkandung dalam propolis terhadap kanker payudara sebagai solusi untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi.

Tim PKM-RE UGM Propolis ABC pun sangat berharap senyawa flavonoid dalam ekstrak propolis Turi, Yogyakarta yang mereka teliti dapat dikembangkan sebagai antikanker dan menjadi bagian dari terapi pengobatan kanker payudara, serta berkontribusi dalam mengurangi prevalensi penyakit tersebut.

Tantangan dalam Penelitian Propolis

Meskipun penelitian mengenai propolis telah banyak dilakukan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain:

  • Standarisasi: Kualitas propolis sangat bervariasi tergantung pada sumber, jenis tanaman yang dikunjungi lebah, dan metode ekstraksi. Hal ini menyulitkan dalam melakukan penelitian yang konsisten dan membandingkan hasil penelitian dari berbagai sumber.
  • Mekanisme kerja: Meskipun diketahui bahwa propolis memiliki banyak manfaat kesehatan, mekanisme kerja yang tepat dari senyawa bioaktifnya masih belum sepenuhnya dipahami.
  • Dosis dan formulasi: Dosis optimal dan formulasi yang paling efektif untuk setiap indikasi masih perlu diteliti lebih lanjut.
  • Interaksi dengan obat-obatan: Propolis dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat-obatan, sehingga perlu diwaspadai terutama pada pasien yang sedang menjalani pengobatan.
  • Efek samping: Meskipun umumnya aman, penggunaan propolis dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping pada sebagian orang.

Dengan berbagai penelitian yang terus dilakukan, propolis semakin menonjol sebagai obat alami dengan berbagai manfaat kesehatan.

Melalui berbagai mekanisme aksi, propolis memodulasi peradangan dengan menghambat dan menurunkan jalur inflamasi serta sitokin kunci.

Ini menjadikan propolis sebagai bahan baku yang menjanjikan untuk pengembangan produk farmasi dan nutraseutikal baru.

Arah Pengembangan Penelitian

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa arah pengembangan penelitian propolis yang perlu dilakukan antara lain:

  • Standarisasi kualitas: Pengembangan metode standar untuk mengevaluasi kualitas propolis.
  • Identifikasi senyawa aktif: Identifikasi senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas aktivitas biologis propolis.
  • Mekanisme molekuler: Penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme molekuler dari aksi propolis.
  • Formulasi produk: Pengembangan formulasi produk yang mengandung propolis dengan bioavailabilitas yang tinggi.
  • Klinis trial: Melakukan uji klinis pada manusia untuk membuktikan keamanan dan efektivitas propolis dalam pengobatan berbagai penyakit.

Propolis adalah salah satu contoh sempurna bagaimana alam menyediakan solusi luar biasa untuk masalah kesehatan kita yang telah terbukti khasiatnya secara penelitian dan uji klinis.

Dari sarang lebah hingga laboratorium modern, perjalanan propolis sebagai obat alami yang ampuh adalah kisah yang menarik tentang ilmu pengetahuan, inovasi, dan kekuatan alam.

Dengan semakin banyaknya penelitian dan pengembangan, masa depan propolis sebagai agen terapeutik tampak cerah, menjanjikan harapan baru bagi pengobatan penyakit inflamasi dan lainnya.

Masih ragu untuk mencoba propolis Royal J yang terbuat dari 30% Proplis jenis Trigona dan 70% Propolis jenis Mellifera.

Kesimpulan

Propolis adalah bahan alami yang memiliki potensi besar dalam pengobatan berbagai penyakit. Penelitian terbaru terus mengungkapkan manfaat baru dari propolis, namun masih banyak hal yang perlu dipelajari.

Keajaiban manfaat propolis membangkitkan semangat para peneliti, seperti Felix Zulhendri, Ronny Lesmana, Andreas Christoper, Auliya A. Suwantika, Rizky Abdula, dan Nasrul Wathoni (Universitas Padjajaran, Indonesia), Steven Tandean dan Ilham Irsyam (Universitas Sumatera Utara, Indonesia), serta Kavita Chandrasekaran (Telengana, India), untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Dengan adanya penelitian yang lebih mendalam dan terarah, diharapkan propolis dapat dikembangkan menjadi obat-obatan atau suplemen kesehatan yang aman dan efektif.

Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang lengkap mengenai penelitian terbaru tentang propolis.

Referensi:

Wikipedia Propolis, id.wikipedia.org/wiki/Propolis

Pranala Luar: Propolis: A Wonder Bees Product and Its Pharmacological Potentials, ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3872021/

Mahasiswa UGM Temukan Potensi Luar Biasa Propolis, ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-temukan-potensi-propolis-sebagai-zat-anti-kanker/

Obat Kuno yang diakui dunia Pengobatan Modern, usu.ac.id/id/riset-unggulan/propolis-obat-kuno-dengan-potensi-modern

Kembali Bab 8 Daftar Isi

Rahasia Hidup Sehat Secara Alami

eBook Gratis (PDF, 46 hal) tentang kesehatan alami mulai pengenalan, pengolahan hingga cara konsumsi kesehatan Anda.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *